Namaku I Dewa Gde Ari Wahyudi, teman-teman di kampus biasa manggil aku Yudik atau Dewa. Aku mahasiswa semester 1 di STIKI Indonesia jurusan Design Grafis (TI-DGM). Ini bisa dibilang ceritaku mengenai mata kuliah Algoritma dan Pemrograman. Pertama kali mengikuti mata kuliah Algoritma dan Pemrograman, aku masih ingat, Pak Dody nanya ke mahasiswa-mahasiswa yang ada di kelas "Apa yang ada di pikiran kalian tentang Algoritma?"
Aku yang waktu itu duduk di depan dengan penuh percaya diri menjawab "Matematika Pak". Semula aku pikir Algoritma itu sama dengan Logaritma, makanya aku berani jawab pertanyaan beliau tersebut. Eh ternyata Algoritma dan Logaritma itu beda, sekilas emang sama, iya hampir sama pengucapannya. Tapi Pak Dody gak nyalahin sih mengenai jawabanku itu. karena emang Algoritma agak sedikit nyerempet ke matematika.
Aku yang waktu itu duduk di depan dengan penuh percaya diri menjawab "Matematika Pak". Semula aku pikir Algoritma itu sama dengan Logaritma, makanya aku berani jawab pertanyaan beliau tersebut. Eh ternyata Algoritma dan Logaritma itu beda, sekilas emang sama, iya hampir sama pengucapannya. Tapi Pak Dody gak nyalahin sih mengenai jawabanku itu. karena emang Algoritma agak sedikit nyerempet ke matematika.
Back to the topic, ini mengenai "Curahan Hati Seorang Mahasiswa Semester 1 Jurusan Design Grafis". Sebenarnya aku masih bingung, kenapa aku bisa dapat mata kuliah Algoritma dan Pemrograman, secara gitu, aku kan jurusan Design Grafis, mestinya mata kuliah yang aku dapat ya kayak Design Komunikasi Visual, Videografi, Animasi lah, nah ini aku malah dapat mata kuliah pemrograman, itu bukannya mata kuliah anak Manajemen???. Nah untungnya aku dapat pencerahan dari kakak kelas, kalau semester 1 sampai semester sekian masih mengikuti kuliah umum, setelah itu baru mata kuliahnya mengarah ke jurusan. Hmmm jadi begitu, oke berarti mau tidak mau harus dijalanin. Eiitttss, kenapa rasanya agak sedikit terpaksa gitu ngejalaninnya. Ya wajar lah, dulu pas di SMK aku ngambil jurusan Multimedia, gak ada tuh yang namanya pemrograman, itu mah makanan sehari-hari anak-anak Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Jadi pemrograman itu benar-benar dunia yang baru bagiku, masih asing, aku benar-benar buta saat itu, belum terbayang apa-apa. Tapi aku langsung berpikir, aku gak mungkin sendirian, pasti ada juga yang merasakan situasi yang sama seperti apa yang sedang aku alami. Jadi aku optimis untuk menghadapai mata kuliah algoritma dan pemrograman.
Nah terus pas pertemuan kedua atau ketiga. Pak Dody menjelaskan tentang flowchart. setelah memberikan penjelasan dan beberapa contoh, beliau ngasi chalange ke mahasiswa, 2 orang yang berhasil membuat flowchart dengan benar dapat nilai keaktifan dan boleh langsung pulang. Oeeeee,, beberapa mahasiswa langsung beresemangat, entah itu karena pengen dapat nilai atau malah pengen pulang, atau kedua-duanya. Entahlah, yang jelas aku langsung buat flowchart dan berharap flowchart yang aku buat itu benar. Pas aku lagi buat malah sudah ada beberapa mahasiswa yang maju ke depan menunjukkan hasil flowchartnya ke Pak Dody, dalam hati ku berkata, woooow hebat benar logikanya, ok abaikan, sambil terus membuat flowchart sesekali aku melihat mahasiswa yang memperlihatkan flowchartnya ke Pak Dody, namun beberapa saat kemudian kembali ke tempat duduknya karena kurang tepat. OK Finish, tiba saatnya aku menunjukan flowchartku ke Pak Dody, percobaan pertama gagal, aku belum menyelesaikan flowchartku sampai tuntas. dan di percobaan kedua flowchart yang aku buat benar, dan berhasil mendapatkan tanda tangan Pak Dody. Oh yeaaahhh,, bagiku ini bukan sekedar tanda tangan, ini ibaratkan penyemangat bagiku untuk terus mempelajari Algoritma dan Pemrograman.
Lanjut ke praktikum pertama. Pak Dody menambah kesan horror dalam belajar pemrograman, dengan membuat aturan seperti ini "Setiap selesai praktikum saya akan memberi kalian tugas untuk dikerjakan di rumah dan dikumpul saat pertemuan praktikum selanjutnya, bagi yang tidak mengumpulkan tugas saya tidak akan memberikin izin untuk mengikuti praktikum". Gimana? lumayan horror kan?. Jadi mau tidak mau ya tiap ada tugas harus dikerjain biar bisa mengikuti praktikum. Sebenarnya maksud dan tujuan beliau dengan memberikan sanksi tegas bagi yang gak ngumpulin tugas itu baik loh, kita itu diminta untuk serius dan gak main-main dalam belajar pemrograman, karena belajar pemrograman emang membutuhkan keseriusan dan latihan berulang-ulang kali, makanya sebelum mengakhiri praktikum Pak Dody pasti selalu memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah.
Mengenai tugas-tugas yang sering dikasi sama Pak Dody, baik itu saat teori maupun praktek, aku anggap saja Tugas = Masalah, dan Kuliah = Hidup, Pepatah kan mengatakan gak ada manusia yang hidup tanpa masalah, jadi ya sama saja dengan gak ada mahasiswa yang kuliah tanpa tugas. Dan bagiku tugas itu penting, apalagi kalau tugasnya agak sedikit susah, itu menjadi tantangan tersendiri. Dari kampus pun aku sudah berpikir, "Ah entar sampai rumah, makan dulu, nyalain komputer, buka pascal/delphi, coding". Bahkan, sering juga aku berkomitmen pada diri sendiri "Pokoknya kalo gak berhasil compile code ini aku gak bakalan tidur". Hmmmm,, untungnya waktu itu berhasil, jadi aku bisa tidur nyenyak, besoknya tinggal salin codenya ke Word, printscreen programnya, terus dicetak menggunakan kertas A4, lalu pas praktikum setor ke Pak Dody. Oh yeaahhh kini yang aku rasakan adalah belajar programming itu sangat menyenangkan.
Ini ceritaku tentang belajar pemrograman, bagaiama ceritamu???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar